PERAN INJIL DALAM MENCERDASKAN GENERASI MUDA SIMALUNGUN

Oleh : Vinia Dayanti Br Purba
Vinia Dayanti Purba.

JAMBI-Injil merupakan kabar baik yang menyelamatkan setiap umat yang percaya pada Yesus Kristus. Kabar baik yang dimaksud adalah bahwa Allah telah mengaruniakan Anak-Nya ke tengah-tengah dunia untuk memperkenalkan kasih dan menyelamatkan setiap manusia. 

Kasih yang Yesus tunjukkan dibuktikan melalui mujizat-Nya seperti menyembuhkan orang sakit, memberi makan orang banyak, pengajaran-Nya yang baik dan benar, dan kasih terbesar Yesus yang diberikan kepada manusia adalah mengorbankan Diri-Nya yang tak bercela di atas kayu salib untuk menghapus dosa manusia dan bangkit pada hari ke-3 serta menyediakan tempat yang kekal bersama Dia. Inilah inti injil! Sebagai pemuda kristen, apakah hal tersebut masih menggema di hati kita dan mampu mengubahkan hidup kita?

Sebelum Injil diberitakan di Simalungun, masyarakat Simalungun masih mempercayai hal-hal gaib dan magis di sekitarnya, bahkan sampai memiliki patung untuk disembah. Dari hal tersebut, nampak bahwa masih dikuasainya hidup orang Simalungun oleh hal-hal yang bisa dikatakan mengada-ada dan tampak kosong. 

Karena bagaimana mungkin menyembah patung, karena patung adalah benda mati dan tentu saja dibuat oleh manusia yang keberadaannya pun terjadi karena Allah yang menciptakannya. Manusia diciptakan segambar dan serupa Allah, oleh karena itu, sudah selayaknya hidup manusia berjalan dalam kehendak Allah dan menampakkan citra Allah dalam setiap segi kehidupan. Hal ini membuka mata kita bahwa gambar Allah ada dalam kita dan dosa sudah pasti tidak diperkenankan ada dalam hidup kita. 

Kembali pada bahasan pertama mengenai pengorbanan Yesus, kaitannya sangat erat dengan  dosa yang telah dilakukan manusia. Apakah pengorbanan Yesus masih menjadi perhatian kita? Apakah kita masih merenungkan bahwa pengorbanan-Nya semata-mata karena Dia sangat mengasihi kita, Dia ingin kita mendapat hidup kekal, dan karena kita ini berharga? 

Seperti sebelumnya, saya sebutkan bahwa manusia diciptakan segambar dan serupa Allah, oleh karena itulah manusia itu berharga. Jadi, apakah keberadaan manusia yang berharga itu mengubah pandangan kita tentang kehidupan kita? 

Hal ini menurut saya mengembangkan rasa syukur saya atas Allah dan mulai memandang bahwa saya tidak seharusnya merasa malu atau merasa tidak aman akan hidup saya, melainkan lebih memusatkan perhatian saya pada seberapa besar kasih Allah yang saya terima dan apakah saya sudah menunjukkan kasih Allah yang telah saya terima itu ke luar diri saya.

Bila kita mengingat kasih Allah dan mengimaninya,maka hikmat tidak akan jauh dari hidup kita. Karena kita mengetahui siapa Allah yang kita sembah dan seberapa dalam kasih-Nya untuk kita. Ini jugalah peran injil yangmencerdaskan! Cerdas karena berserah pada Allah, dan cerdas karena memiliki hikmat dari Allah. 

Hikmat menurut saya adalah kecerdasan, dan seperti yang tertulis dalam Alkitab bahwa permulaan hikmat ialah takut akan Tuhan (Mazmur 111:10), serta mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian (Amsal 9:10). Hikmat memungkinkan manusia untuk berpikir, berkata-kata dan bertindak sesuai kehendak Allah. Kita bisa melihat hal ini lewat kisah Daniel dan Yusuf. 

Daniel sangat setia menyembah Tuhan sehingga ia memiliki hikmat yang luar biasa, ia mampu menafsirkan mimpi Raja Nebukadnezar, yang bahkan orang pintar pada zamannya tidak memiliki kemampuan seperti Daniel. 

Yusuf pun juga memiliki hikmat, meskipun ia dibuang oleh saudara-saudaranya, namun ia menjadi orang kepercayaan di rumah Potifar. Daniel dan Yusuf adalah contoh orang yang takut akan Allah dan setia menyembah Allah, hal inilah yang membuat mereka memiliki hikmat dari Allah.

Selain hikmat, peran injil yang lain adalah menjadikan manusia mampu menjadi berkat bagi sesamanya. Bukan hanya menerima kasih Allah, tetapi karena mengenal kasih Allah, kita dimampukan untuk menjadi berkat bagi sesama. 

Berkat tidak harus melakukan hal-hal yang luar biasa, mengerjakan apa yang kita bisa dengan baik sudah merupakan berkat bagi orang yang melihatnya. Dan hal paling memungkinkan untuk menjadi berkat adalah menjadi teladan/contoh bagi orang lain. 

Seperti yang tertulis dalam 1 Timotius 4:12 yang mengajak generasi muda untuk menjadi teladan baik dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan dan dalam kesucian agar tidak dianggap rendah oleh orang lain. 

Apakah kita sudah mampu menunjukkan teladan yang baik kepada orang lain karena kasih Allah yang sudah kita terima? Teladan baik di sini bukan melakukan perbuatan baik karena kewajiban ataupun untuk mendapatkan pujian dari orang lain, namun teladan baik itu tampak karena kita telah menerima kasih Allah terlebih dahulu. 

Peran injil yang lain adalah orientasi hidup yang sesuai kehendak Tuhan. Dengan kata lain, tampak buah-buah Roh dalam hidup keseharian pemuda. Hal ini bukan instan terjadi pada orang percaya, namun selalu berproses selama kehidupan. 

Orientasi hidup yang sesuai kehendak Tuhan juga berkaitan dengan apakah yang kita lakukan itu memancarkan kebaikan Allah atau memuliakan Allah (1 Korintus 10:31). Karena tujuan hidup orang percaya yang diubahkan adalah menyenangkan Allah. 

Dan dalam hal inipun, seluruh segi kehidupan orang percaya harus diserahkan kepada Kristus. Jadi, sudahkah hidup kita mencerminkan kehendak Tuhan? Sudahkah Roh Kudus berdiam dan bekerja di dalam kita untuk mewujudkan misi Allah dalam setiap segi kehidupan kita? 

Jadi peran injil dalam mencerdaskan generasi muda Simalungun berawal dari mengenal dan merenungkan kasih Allah, dan perlahan memperbaharui hidupnya dengan terus berserah pada Kristus, sehingga generasi muda memiliki hikmat yang didapatkan dari kebenaran injil dan selanjutnya menjadi berkat bagi orang lain serta memiliki orientasi hidup yang memuliakan Allah.(Juara 4-PGKPS Jambi)

Catatan: Tulisan ini asli belum ada pengeditan oleh Redaksi dan tulisan ini sudah dinilai oleh Juri Pesta Olob-olob J-117 Injil di Simalungun Tingkat GKPS Resort Jambi September 2020)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama