Generasi Milenial Simalungun Pembawa Sukacita Injil Sepanjang Masa

Oleh: Ruth Sandra Saragih 
Ruth Sandra Saragih 


Tema: Menyemaikan Kembali Semangat Pekabaran Injil di Kalangan Generasi Muda Simalungun (GKPS) 

JAMBI-Masa muda merupakan masa yang sangat penting dan sangat rentan. Jika manusia melewati masa mudanya dengan melakukan hal-hal tidak bermanfaat yang bisa menyebabkan kegagalan, maka kemungkinan akan mengalami kegagalan dalam perjalanan hidup berikutnya. 

Sebaliknya, jika manusia melewati masa mudanya dengan kegiatan-kegiatan positif yang membawa keberhasilan, maka kemungkinan akan mendapatkan kesuksesan dalam perjalanan hidupnya.

Masa muda merupakan kunci kesuksesan dalam memasuki tahapan kehidupan selanjutnya. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih, banyak kaum muda yang membiarkan dirinya untuk dibentuk dan dipengaruhi oleh arus globalisasi dan berbagai budaya asing yang masuk. Generasi muda zaman sekarang kurang mampu memilah budaya-budaya asing yang masuk.

Mereka cenderung hanya mengikuti hal-hal yang sedang tren, tanpa peduli apakah hal-hal tersebut berdampak positif atau negatif terhadap diri mereka. Secara tidak sadar, perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat ini mempengaruhi pola pikir para kaum muda, termasuk pola pikir rohani pemuda Kristen, khususnya pemuda Simalungun (GKPS).

Sebagai anggota gereja dan bangsa, pemuda tampil sebagai generasi yang membawa harapan. Namun, yang terjadi saat ini pemuda mengalami krisis. Mereka cenderung tidak lagi akrab dengan tradisi dan hidup menggereja dengan segala atributnya, termasuk dalam hal memberitakan Injil.

Berbagai tantangan yang ada pada zaman sekarang jelas semakin besar, namun, semakin besar juga kahsemangatparagenerasimudaSimalungundalammelakukanPekabaranInjil?

Kenyataan yang terjadi saat ini malah sebaliknya. Semangat para generasi muda untuk memberitakan Injil semakin hari semakin menurun. Mereka bersikap acuh terhadap pemberitaan Injil yang seharusnya wajib untuk diketahui dan dilaksanakan oleh para pemuda. 

Hal ini disebabkan perubahan pola pikir mereka akibat kemajuan ilmu dan teknologi di zaman sekarang dan membuat mereka menjadi malas. Contoh kecil sikap acuh para pemuda terhadap kehidupan gereja, seperti kurangnya partisipasi pemuda untuk ambil bagian dalam pelayanan, jarang mengikuti ibadah pemuda, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Keterlibatan pemuda dalam Pekabaran Injil sudah ada sejak masuknya Injil di Simalungun, dan terbentuklah Seksi Pemuda pada tanggal 26 Desember 1953.

Penginjilan di Tanah Simalungun diawali oleh Pdt. Nommensen yang mengutusPdt. G. K. Simon untuk mengadakan peninjauan kedaerah Simalungun. Kemudian Pdt. Nomensen beserta beberapa orang Pendeta melihat langsung keadaan di wilayah Simalungun. Pdt. Nomensen selanjutnya memberitahu Pusat Badan Zending RMG (Rheinische Missiongesellschaft), sebuah badan Pekabaran Injil di Barmen, Jerman bahwa penginjilan di Simalungun sudah siap dilakukan. 

Pada tanggal 16 Maret 1903, RMG menyetujui diadakannya penginjilan kewilayah Simalungun dengan kalimat: “Tole! Den Timor landen das Evangelium” (Berangkatlah! Beritakanlah Injil ke Tanah Timur). Pdt. Nomensen kemudian menugaskan Pdt. August Theis, untuk memberitakan Injil di Simalungun. 

Pada tanggal 2 September 1903, Pdt. August Theistiba di Pematang Raya, dan menyampaikan firman Tuhan yang diambil dari Yohanes 4:35b: “Lihatlah sekelilingmu, dan pandanglah ladang - ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai”.Sehingga dalam sejarahnya, GKPS menetapkan tanggal 2 September 1903 sebagai tanggal permulaan masuknya Injil di Simalungun.

Pada tahun 1928, diadakan Pesta Perak Pekabaran Injil di Simalungun dan diterbitkan sebuah buku kecil yang berjudul “PestaPirak Ni Kuria Raya”, yang ditulis oleh Pdt. J. Wismar Saragih. Buku ini memberi semangat kepada para pemberita Injil dan mengusulkan untuk menggunakan bahasa Simalungun dalam melakukan penginjilan, baik itu di kebaktian maupun sekolah-sekolah.

Selanjutnyad ibentuk organisasi penginjilan Komite Na Ra Marpodah, yang bertugas untuk menyediakan bahan-bahan pengajaran tertulis berbahasa Simalungun. Pada tahun 1931, jemaat - jemaat di Simalungun membentuk kelompok penginjilan KongsiLaita, dengan motto: “Lima menit setelah berbicara dengan orang lain, sampaikanlah Injil”. 

Selama masa penjajahan Jepang pada tahun 1942, Pekabaran Injil di Simalungun mengalami berbagai hambatan. Sekolah - sekolah diambil oleh Jepang dan kegiatan - kegiatan di Gereja tidak boleh dilakukan, kecuali mendapat izin dari Pemerintah Jepang. 

Organisasi - organisasi penginjilan yang telah dibentuk sebelumnyapun bubar. Dengan kondisi yang seperti ini, maka dibentuklah Parguru Saksi Ni Kristus (PSK), agar pemberitaan Injil tetap dilakukan. Dalam organisasi ini juga pemuda diajarkan untuk menjad ipenginjil di tengah-tengah masyarakat Simalungun yang belum mengenal Kristus.

Pekabaran Injil pada dasarnya merupakan bagian yang menjadi tanggung jawab seluruh orang Kristen.Berita keselamatan bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga dibagikan kepada orang lain. Namun di zaman modern ini, banyak orang, terutama pemuda yang kurangbersemangatuntukmemberitakan Injil. 

Mereka berpikir bahwa penginjilan merupakan tugas pendeta, bukan tugas pemuda. Padahal memberitakan Injil adalah sebuah keharusan dan kewajiban bagi orang Kristen, termasuk tugas pemuda, selaku generasi penerus gereja. 

Seperti yang tertulis di dalam 1 Korintus 9:16: "Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil”.Masa muda bukanlah menjadi penghalang untukmelaksanakantri tugas panggilan gereja (bersekutu, melayani, bersaksi). 

Tuhan memakai kaum muda untuk memberitakan kebenaran. Seperti Yusuf, yang dipakai Tuhan untuk menjadi seorang pemimpin di usianya yang masih muda. Bahkan, Yesus dan keduabelas murid-Nya pun melakukan pelayanan dan mengabarkan Injil dalam usia muda.

Sebagai seorang pemuda, kita seharusnya memiliki semangat dan tekad yang besar untuk mengabarkan Injil seperti Yesus. Kita harus membawa perubahan bagi pemuda Kristen agar Pekabaran Injil dan kebudayaan Simalungun tidak hilang dan dapat diteruskan kepada generasi selanjutnya. 

Agar kedua hal tersebut tidak hilang, kita dapat melakukan beberapa hal, yaitu mengikuti peribadahan, Pendalaman Alkitab, aktif dalam kegiatan koor, vokal grup, dan mengikuti berbagai kegiatan lainnya yang bersifat positif. Kita juga dapat mengajak teman - teman seiman kita untuk lebih aktif dalam organisasi kepemudaan agar semangat Pekabaran Injil dapat menyebar lebih luas. 

Di samping itu, juga diperlukan peran gereja untuk membangun semangat para pemuda dalam memberitakan Injil, seperti melakukan pembinaan, menyediakan sarana dan prasarana yang dapat mendukung kegiatan kepemudaan.

Generasi milenial adalah generasi yang hidup dengan kekuatan teknologi.Teknologi ini harus dimanfaatkan dengan sebaik - baiknya.Teknologi yang semakin canggih ini justru dapat digunakan untuk menyampaikan kabar dan berita keselamatan, karena tidak ada lagi batasan dalam berkomunikasi. 

Melalui pemuda yang masih memiliki semangat muda, Pekabaran Injil dapat disebarkan dengan cakupan yang lebih luas, baik itu kepada keluarga, masyarakat, bahkan sesama pemuda. Masa depan gereja ada pada generasi muda, yang menciptakan perubahan.

Sudah saatnya pemuda semakin aktif dalam pelayanan di tengah-tengah gereja maupun masyarakat. Semangat Pekabaran Injil di kalangan generasi muda Simalungun harus tetap dikobarkan. Misi Pekabaran Injil Simalungun yang telah dilakukan dahulu harus terus dilanjutkan agar generasi sekarang terhindar dari berbagai dampak negatif akibat arus globalisasi ini,  yang dapat menyebabkan iman kita kendor. 

Siapa yang melanjutkannya? Kita, generasi muda, generasi penerus gereja. Sebagai pemuda, mari kita bangun kembali semangat kita dalam melakukan Pekabaran Injil, dan memberikan yang terbaik untuk Tuhan dengan hati yang tulus dan ikhlas. Jangan ragu dan takut untuk mengabarkan berita keselamatan dan sukacita kepada dunia di usia muda. Tuhan pasti akan memampukan kita. Tetap semangat.

1 Korintus 15:58 “Karena itu, saudara - saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”


Jalan-jalan ke Tanah Simalungun
Singgah sebentar membeli makanan
Selamat Jubileum ke 117 tahun
Semoga GKPS semakin di depan

-Tuhan Memberkati-(Juara I-PGKPS Jambi)

Catatan: Tulisan ini asli belum ada pengeditan oleh Redaksi dan tulisan ini sudah dinilai oleh Juri Pesta Olob-olob J-117 Injil di Simalungun Tingkat GKPS Resort Jambi September 2020)


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama