Saya (Asenk Lee Saragih) saat berkunjung ke Kantor Pusat GKPS di P Siantar, Januari 2011.
Salam, barusan di berita TV Eropa bahwa Yunani akan di bail-out kurang lebih ratusan Milyard Euro -negara yang terkesan klasik itu ternyata hidup dalam super defisit.
Sementara ekonomi USA kemungkinan akan "default" karena atap-batas hutangnya tak bisa ditetapkan (NB: Jangan simpan uang di Dolar, nanti bisa harganya melorot tiba-tiba, tergantung keputusan politik Senat 1 agustus ini).
Lalu, defisit GKPS 5 milyard?
Di satu pihak saya berpikir begini:
1. karena uang yang defisit itu terjadi di Kantor Pusat, maka itu tentu terjadi untuk pembiayaan kehidupan seputar Siantar-Simalungun.
Dengan demikian: uang terlalu banyak dipakai untuk kehidupan di situ (untungnya: pasti uang itu telah berjasa menggerakkan ekonomi setempat -sekadar cerita: SAE Nababan amat mendesak agar uang HKBP bergerak ke TArutung dulu, agar minimal ada kapital di lembah Silindung itu). Tapi tentu sikap saya ini minimalis sekali.
2. Tentu ada keprihatinan di sini: berarti tidak ada "balance" keuangan -ini tak boleh terlalu lama, bisa menjadi krisis kepercayaaan. Sambil kita tetap yakin, defisit bisa ditanggulangi, selama jemaat tetap mendukung proses ber-GKPS ini. Maka, harus dicari legitimasi ber-GKPS yang pas.
3. Kiranya dengan demikian kita semakin sadar bahwa GKPS (sesuai Tatagereja pasal 1) mesti lebih tampak di jemaat-jemaatnya (dan saya yakin "cash flow" di seantero jemaat2 bisa bahkan 50 milyard pertahun).
Maka, bagi kita bar-Sim group, mari lebih melayani jemaat tempat kita tinggal -bangun ekonomi dan pelayanannya, sambil tentu saja mendukung pusat sebagai pemberi tenaga full-time GKPS. horas ma, Martin Sinaga.
Defisit keuangan umum Rp 5 M (sumber : Ephorus ketika pembinaan majelis Cempaka
Putih 16 July 2011). Apakah anda tahu sebelumnya ?? sayapun tdk.
“Jemaat hanya meminta transparansi dan disiplin penatalayanan keuangan. Please do
something all !,”kata Irwando Saragih.
Tinimbang membangun berhala (patung) yg tdk memiliki manfaat apa2; kecuali jadi
kesombongan bagi kalangan marga damanik :-) lebih baik kita membicarakan
transparansi.
Penggunaan energi-nya (yg dari Tuhan via jemaaat) agar jelas penggunaannya.
-konon- diera ephorus sebelumnya: ada dana utk pensiun sebesar Rp 700juta dititipkan -sementara- di kas umum, namun konon dipinjamkan kepada fultimer [mudah2an sdh kembali], lang nai Irwando?
Lalu apa yg disinggung oleh Irwando apakah benar dana pensiun yg didepositokan itu menjadi collateral utk gaji pegawai gkps? barangkali hal ini utk mengatasi kesulitan sirkulasi keuangan.
Apa yg disinggung oleh pdt.Juandaha perihal dana hasil olob-olob / galangan dll skrg didominasi oleh distrik I & III, apakah terkait dampak ketidak transfaranan sbgmn yg disebut oleh St.Alfared (marlaya).
Ataukah akibat bocornya kolekte (misalnya) krn skrg ini kolekte persembahan menjadi 3-kantong yg sebelumnya hanya 2kantong (pusat & lokal) dengan maksud utk mengurangi pos2 ke kantor pusat.
Jika benar deposito (utk dana pensiun) tsb dijadikan collateral utk pembayaran gaji fultimer GKPS maka keuangan gkps benar2 kepayahan. Cuman, membaca paparan Pdt.Juandaha Purba perihal misbou (harum) ttg gkps digereja tetangga; jadi ingat cerita pdt.Martin kalau HKBP kisaran 2thn lalu sdh menaikkan gaji fultimer-nya hingga 100%.
Arah transparansi itu hendaknya ditempuh sehingga; sehingga distrik VII pun tdk
menambah kantong persembahannya (kolekte) sehingga belajar -jujur-ulang haganupan i-tiga-tigahon. (Dikutit dari Forum BARSIM. Komunitas Bincang-Bincang Email Orang Simalungun).
Posting Komentar