Penginjil Wanita (PW) Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Jambi, PW Denni Rosnida Damanik, STh. (Foto : Matra/Istimewa) |
Jambi – Injil yang ditaburkan para misionaris dari Jerman di Tanah Simalungun, Sumatera Utara, sejak Rabu, 2 September 1903 telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat Simalungun. Setelah 118 tahun Injil menyebar di Tanah Simalungun tahun ini, masyarakat Simalungun tidak hanya meninggalkan kepercayaan animisme.
Injil juga membawa pencerahan di Simalungun, pola-pola hubungan sosial dan sifat-sifat buruk masyarakat Simalungun seperti suka sirik (cemburu) dan kerap membalas kesalahan orang lain (sifat penendam) sudah banyak ditinggalkan.
“Injil yang diterima warga masyarakat Simalungun sejak 118 tahun silam telah banyak mengubah sifat-sifat dan pola – pola hubungan sosial masyarakat Simalungun semakin memiliki solidaritas sosial dan saling menolong atau peduli. Sifat dan pola hubungan sosial tersebut berkembang berkat hukum kasih Injil yang ditanamkan di sanubari setiap warga Kristen Simalungun,”kata Penginjil Wanita (PW) Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Resort Jambi, Denni Rosnida Damanik, STh pada ibadah perayaan atau pesta Olob-olob (Sukacita) 118 Tahun Pekabaran Injil di Simalungun tingkat GKPS Resort Jambi di GKPS Jambi, Minggu (26/9/2021).
Menurut Denni Rosnida, sebelum Pekabaran Injil masuk ke Simalungun dan warga masyarakat Simalungun masih terbelenggu kebodohan, kekolotan dan keterbelakangan, sifat-sifat memendam kesalahan orang lain, membalaskan kejahatan dengan kejahatan masih banyak melekat dalam diri orang Simalungun. Pola hubungan sosial tersebut membuat kehidupan masyarakat Simalungn jauh dari suasana kedamaian dan kebersamaan.
Namun setelah ajaran – ajaran Kristus (Injil) yang berlandaskan kasih menyebar ke seluruh lapisan masyarakat dan pelosok desa di Simalungun sejak 118 tahun silam, warga masyarakat Simalungun semakin terbiasa memiliki pola hubungan sosial penuh rasa persaudaran. Umat Kristen Simalungun pun semakin terbiasa memaafkan dan menerima orang lain dengan segala keberadaanya.
“Ajaran kebaikan inilah yang hendaknya terus ditanamkan di kalangan warga GKPS sebagai wujud berbuahnya Pekabaran Injil di Simalungun. Warga GKPS diharapkan semakin memiliki rasa solidaritas, peduli dan semakin meninggalkan sifat-sifat iri, dengki dan dan suka memendam rasa tidak senang terhadap sesama,”katanya.
Semakin Dihargai
Denni Rosnida Damanik lebih lanjut mengatakan, Injil yang disemaikan para misionaris di Simalungun juga telah mampu membangkitkan kehormatan masyarakat Simalungun di kalangan etnis masayarakat Batak, di wilayah Sumatera Utara. Ketika warga masyarakat Simalungun masih banyak yang berpikir kolot, terbelakang, miskin dan kurang berpendidikan, warga Simalungun masih menjadi bahan olok – olok bagi orang lain dengan sebutan “Sibaluncut”.
Namun setelah warga Simalungun mengalami kemajuan pola pikir yang maju, yakni bersifat solider, berpendidikan tinggi, kehidupan sejahtera, mampu tampil dan berkarya baik di berbagai bidang kehidupan, fenomena yang merendahkan warga Simalungun tersebut terkikis habis.
“Saat ini sudah sangat terdengar sebutan sibaluncut dalam tata hubungan pergaulaan masyarakat di Simalungun dan sekitarnya, termasuk di Sumatera Utara dan daerah lain. Berbagai etnis masyarakat semakin santun bila melakukan hubungansosial dengan orang Simalungun,”katanya.
Dikatakan, perubahan citra orang Simalungun tersebut di kalangan warga masyarakat secara umum dipengaruhi kemajuan kehidupan sosial, ekonomi, kemasyarakatan dan religiusitas orang Simalungun. Semakin banyaknya orang Simalungun berpendiikan tinggi, memiliki kehidupan kerohanian yang baik dan penuh rasa persaudaraan terhadap sesama membuat orang lain semakin sopan terhadap orang Simalungun.
“Orang Simalungun sekarang ini semakin dihargai dalam pergaulan sosial tidak terlepas dari Injil yang membawa pencerdasan, kematangan kehidupan kerohanian dan kasih di kalangan warga Simalungun. Karena itulah, Injil harus tetap diberitakan di kalangan warga Simalungun,”katanya.
Para pemenang perlombaan Pesta Olob-olob GKPS Resort Jambi seusai menerima hadiah di GKPS Jambi, Minggu (26/9/2021). (Foto : Matra/Radesman Saragih) |
Sederhana
Sementara itu Pesta Olob-olob 118 Tahun Injil di Simalungun Tingkat GKPS Resort Jambi, Minggu (26/9/2021) dirayakan secara sederhana. Mencegah terjadinya kerumunan, ibadah Pesta Olob-olob GKPS Resort Jambi dilaksanakan di tiga gereja yang ada di GKPS Resort Jambi, yakni GKPS Jambi, Kotabaru Jambi, GKPS Tanah Kanaan Kota Jambi, Baganpete, Kecamatan Alam Barajo dan GKPS Persiapan Simpang Rambutan, Kecamatan Merlung, Kabupaten Tanjungjabung Barat, Provinsi Jambi, sekitar 180 kilometer dari Kota Jambi. Sedangkan ibadah Pesta Olob-olob di GKPS Jambi, Kotabaru, Kota Jambi juga dilaksanakan sebanyak tiga kali, yakni pagi, siang dan sore untuk membatasi jumlah jemaat yang hadir.
Ketua Pesta Olob-olob GKPS Jambi, St Drs GM Saragih, MSi mengatakan, Pesta Olob-olob GKPS Resort Jambi juga menggelar berbagai rangkaian kegiatan olah raga, seni dan kerohanian. Namun semua kegiatan tersebut dilaksanakan dengan menerapkan protocol kesehatan secara ketat.
Tiga minggu sebelum puncak perayaan Olob-olob, digelar perlombaan catur untuk kaum bapak – bapak dan tenis meja untuk jemaat. Selain itu digelar juga pertandingan vocal grup gabungan secara daring (dalam jaringan) atau online. Peserta vocal grup mengirimkan rekaman video untuk dinilai dewan juri.
Kemudian pertandingan membaca puisi untuk anak-anak sekolah minggu juga digelar secara daring. Sedangkan pertandingan lomba berpacu kidung rohani (Haleluya) dan cerdas cermat Injil di Simalungun dilakukan secara tatap muka dengan penonton yang sangat terbatas hanya beberapa orang.
Menurut St Drs GM Saragih, MSi, untuk menghibur warga jemaat GKPS Resort Jambi yang berada di rumah, pihak panitia juga menggelar pentas hiburan secara virtual (live streaming) dari Gedung Sekolah Minggu GKPS Jambi, Sabtu (25/9/2021) malam.
Pentas hiburan tersebut tidak mengundang artis seperti sebelum pandemi Covid-19, tetapi hanya menampilkan penyanyi-penyanyi dan pemusik GKPS Resort Jambi. Pentas musik tersebut sengaja mengusung tema pelestarian lingkungan hidup dan pembangunan Simalungun. Lagu-lagu yang dipentaskan pada live streaming semuanya bertema kelesatarian lingkungan, baik lagu dari Haleluya GKPS maupun lagu pop Simalungun.
“Pada live streaming tersebut, pendeta GKPS Jambi dan saya sendiri sebagai ketua panitia menyampaikan renungan dan edukasi mengenai pelestarian lingkungan hidup. Seluruh rengkaian kegiatan perayaan Olob-olob GKPS Jambi tersebut dapat disimak kembali melalui media social (facebook dan youtube),”katanya. (Matra/AdeSM)-Sumber: www.medialintassumatera.com
Posting Komentar