“Live Streaming” 118 Tahun Injil di Simalungun GKPS Resort Jambi, Menghibur di Tengah Covid-19 dan Gugah Kepedulian Lingkungan

 

Penampilan Vokal Grup Syaloom GKPS Jambi membawakan lagu pemulihan dari bencana kemanusiaan “Ale Tuhan, Orom Ma Rimas-Mu” karya cipta Dompak Sinaga pada malam hiburan “live streaming” Pesta Olob-olob (Suka Cita) mempingati 118 Tahun Injil di Simalungun GKPS Resort Jambi di GKPS Jambi, Sabtu (25/9/2021). (Foto : Matra/Ist)

Jambi – Pentas hiburan secara virtual (live streaming) memperingati 118 Tahun Injil di Tanah Simalungun tingkat Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Resort Jambi yang digelar di Gedung Sekolah Minggu GKPS Jambi, Sabtu (25/9/2021) malam cukup mampu menggugah kesadaran warga GKPS tentang pelestarian lingkungan hidup. Pentas hiburan  tersebut juga mampu menyuguhkan hiburan segar di tengah pandemi Covid-19 saat ini. 


Melalui renungan, kata – kata sambutan dan lagu-lagu bertema lingkungan hidup yang dipentaskan pada pesta “Olob-olob” (suka cita) Perayaan Injil di Simalungun secara virtual tersebut, warga GKPS mendapatkan edukasi dan pencerahan mengenai pencegahan dan pelesatarian lingkungan.

Pendeta (Pdt) GKPS Resort Jambi, Pdt Franky Doris Malau, STh pada ibadah pembukaan pentas hiburan “live treaming” Olob-olob GKPS Resort Jambi tersebut mengungkapkan, pemanfaatan atau eksploitasi lingkungan tidak bisa lagi dilakukan hanya untuk memenuhi kepentingan masa sekarang saja. Pola pemanfaatan lingkungan seperti itu membuat lingkungan semakin rusak dan mengancam keselamatan kehidupan generasi mendatang.

“Eksploitasi lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia saat ini tidak bisa dilakukan hanya untuk kepentingan diri kita sendiri. Eksploitasi lingkungan jga harus memperhatikan aspek kelestarian. Eksploitasi lingkungan bisa dilakukan secara berkelanjutan agar lingkungan bisa dinikmati generasi kita di masa mendatang,”ujarnya.

Menurut Pdt Franky Doris Malau, STh, lingkungan hidup manusia sudah diciptakan Allah dengan baik dan sempurna untuk kesejahteraan hidup manusia. Artinya, lingkungan hidup diciptakan Allah guna memberikan suka cita dan keselamatan bagi seluruh ciptaan-Nya, khususnya manusia.


Namun saat ini, lanjutnya, lingkungan hidup yang diberikan Allah kepada manusia sudah semakin rusak akibat eksploitasi lingkungan yang berlebihan dan kurang memperhatikan aspek kelestarian. Hal tersebut ditandai dengan bumi yang semakin panas, kehancuran hutan, pencemaran air, udara dan tanah. Bila kondisi demikian dibiarkan, niscaya kerusakan lingkungan akan semakin parah dan generasi penerus kita tidak akan dapat menikmati lingkungan untuk kesejahteraan hidup mereka di masa mendatang.


Karena itu seluruh elemen masyarakat, lanjutnya, termasuk warga GKPS di mana pun berada, diharapkan terus meningkatkan kesadaran dan kepedulian mengenai kelestarian lingkungan hidup. Allah sudah menciptakan lingkungan hidup manusia dengan baik. Lingkungan hidup tersebut diperuntukkan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, baik yang besar maupun kecil.


“Jagalah ciptaan Allah, terlebih setelah kita menerima Injil. Injil di Simalungun sudah disemaikan selama 118 tahun, yakni sejak 2 September 1903 hingga September 2021. Injil pada prinsipnya membawa ajaran kebaikan, termasuk kebaikan tentang pemeliharaan ciptaan Allah. Untuk itu segenap warga GKPS hendaknya semakin peduli kelestarian lingkungan,”katanya.

Vokal Grup Syaloom GKPS Jambi bersama fulltimer (Pendeta/Penginjil) dan panitia seusai malam hiburan “live streaming” Pesta Olob-olob (Suka Cita) mempingati 118 Tahun Injil di Simalungun GKPS Resort Jambi di GKPS Jambi, Sabtu (25/9/2021). (Foto : Matra/Ist)

Cukup Sederhana

Sementara itu, Ketua Pesta Olob-olob GKPS Resort Jambi, St Drs GM Saragih, MSi yang juga seorang pakar lingkungan hidup di Provinsi Jambi pada kesempatan tersebut mengatakan, upaya – upaya pelestarian lingkungan cukup sederhana.


Pelestarian lingkungan hidup bisa dilakukan warga masyarakat, termasuk warga GKPS melalui pengelolaan sampah yang baik atau tidak membuang sampah sembarangan. Kemudian pelestarian lingkungan juga bisa dilakukan dengan menghentikan pembuangan limbah sembarangan, baik ke danau, sungai dan lingkungan pekarangan rumah.


“Saat ini masih banyak orang yang membuang sampah sembarangan, termasuk sampah plastic. Padahal sampah saat ini sudah dapat diolah untuk dimanfaatkan kembali. Sampah organic dapat diolah menjadi pupuk,”katanya.


Sedangkan dalam cakupan yang lebih luas, katanya, pelestarian lingkungan, termasuk di daerah Simalungun dapat dilakukan dengan menghentikan penebangan hutan secara liar, pembakaran hutan  dan alih fungsi hutan.


“Kerusakan hutan akibat pembalakan liar, pembakaran hutan dan alih fuungsi hutan masih banyak terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Kerusakan hutan tersebut juga terjadi di Provinsi Jambi dan Kabupaten Simalungun. Karena itu GKPS harus terus mengumandangkan dan melakukan Gerakan pelestarian lingkungan hidup,”katanya.


Menurut St Drs GM Saragih, MSi yang pernah menjadi Perutusan Synode Bolon (Sidang Raya) GKPS, kerusakan lingkungan tidak bisa diabaikan, termasuk pengabaian oleh gereja. Sebab, kerusakan lingkungan yang terjadi selama ini sudah banyak menimbulkan bencana alam. Baik itu bencana pencemaran air, banjir, tanah longsor dan penularan penyakit.


“Mari, melalui pentas hiburan Olob-olob GKPS Resort Jambi bertajuk pelestarian lingkungan hidup ini kita tingkatkan kesadaran, perhatian, kepeduklian dan aksi pelestarian lingkungan di tempat tinggal kita masing-masing,”katanya.


Cukup Memukau

 Sementara itu pementasan hiburan “live streaming” Pesta Oloob-olob GKPS Resort Jambi bertajuk pelestarian lingkungan hidup tersebut juga memberikan hiburan segar di tengah kelesuan kehidupan masyarakat akibat pandemi Covid-19.


Penampilan penyanyi-penyanyi dan pemusik berbakat (talent) GKPS Resort Jambi pada malam hiburan perayaan 118 Tahun Injil di Simalungun tersebut cukup memukau. Lagu-lagu bertema lingkungan hidup dan pembangunan yang dibawakan para penyanyi GKPS Resort Jambi mampu menyemarakkan  Pesta Olob-olob GKPS Jambi sekaligus menggugah kepedulian mengenai lingkungan hidup.


Lagu-lagu bertema lingkungan hidup yang dilantunkan para penyanyi GKPS Resort Jambi pada kesempatan tersebut berasal dari Kidung Rohani (Haleluya) GKPS dan lagu-lagu pop Simalungun. Salah satu lagu bertema lingkungan hidup (keindahan alam Simalungun) yang dilantunkan pada malam hiburan tersebut, Halelluya Nomor 399, “Tubuhan Poyon-poyon” (Kesuburan Tanaman dan Kekayaan Alam) karya cipta komponis lagu popo/rohani Simalungun, St AK Saragih (Alm).

 

Kemudian ada juga lagu Simalungun bertema lingkungan hidup karya Pastor Angelo Purba, “Damei” dan lagu “Tuhan do Simada Tanoh On” karya Pdt Ito Belihar Purba. Satu lagi lagu lingkungan hidup yang mampu menggugah kesadaran umat manusia mengenai lingkungan hidup yang ditampilkan pada kesempatan tersebut, yakni “Ale Tuhan, Orom Ma Rimas-Mu” karya komponis Batak, Dompak  Sinaga. Lagu yang menggugah mengenai situasi bencana kemanusiaan dan pandemi Covid-19 tersebut dibawakan VG Syaloom dalam Bahasa Simalungun.


Para penyanyi GKPS Resort Jambi yang tampil penuh semangat pada malam hiburan rohani bernuansa kelestarian lingkungan tersebut, yakni Jestoya (Jesus Tolong Saya) Band, Vokal Grup (VG) Syaloom, VG  Bapa Sektor Filippi dan VG Pemuda (Namaposo) GKPS Jambi. Kemudian penyanyi solo Rasma Herdiana Br Saragih dan St Radesman Saragih.


Para pemusik (organis) yang tampil pada kesempatan tersebut, Radja Purba (remaja), St F Sinaga, SPd dan Ruth Sandra Br Saragih. Kemudian David Morys Purba (guitar melody), Ralph Oliver Saragih (guitar melody), Jerry Munthe (bass), J Sinaga (biola) dan anak sekolah minggu Frederich Dabungke (drummer). (S24/AdeSM)

Sumber: www.sumatera24jam.com

Berita Terkait

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama