(Catatan Perayaan 12 Tahun GKPS Pangkalpinang Res. Palembang)
“Tole! Den Timorlanden, das Evanggelium” (Laita! Padas Ambilan Namadear hu Tanah Timur), demikianlah isi surat dari direktur kongsi Barmen (RMG) Dr. Schreiber pada tanggal 16 Maret 1903, yang menetapkan dan merekomendasikan agar tanah Simalungun menjadi daerah penginjilah zending RMG. Suatu kalimat yang memacu semangat para Penginjil dalam memberitakan Injil kepada masyarakat Simalungun. Satu penggalan sejarah yang harus diingat oleh setiap warga Simalungun bahwa Injil sungguh-sungguh hadir untuk membebaskan masyarakat Simalungun dari kegelapan rohani, dan memperkenalkan ilmu pengetahuan serta metode pengobatan modern.
Peran para missionaris seperti Pdt. Augus Theis harus kita pahami sebagai perintis yang membuka jalan bagi pembaharuan masyarakat Simalungun yang tertinggal. Dan perkembangan Injil selanjutnya menjadi tanggungjawab masyarakat pribumi Simalungun itu sendiri. Munculnya sosok Pdt. J. Wismar Saragih, yang dijuluki sebagai “Een Simaloengense Luther” atau “Luther dari Simalungun” berhasil memantik semangat tokoh-tokoh Simalungun yang sebelumnya mengenyam pendidikan sekolah zending. Perjuangan mereka inilah yang melahirkan gerakan Kemandirian GKPS. Sebagaimana Pdt. Jan Jahaman Damanik menyimpulkan, “Hanya lewat ke-Kristenanlah orang Simalungun dapat mengalami kemajuan dan menghasilkan kekuatan sosial, ekonomi dan politis sebagai suatu suku bangsa.
Setelah 47 tahun Injil hadir di tanah Simalungun, tepatnya tahun 1950, beberapa orang warga Simalungun bermigrasi ke Kepulauan Bangka, bekerja, menetap di daerah asing yang belum mereka kenal. Hidup di daerah yang baru ternyata mengubah cara bersosial warga Simalungun di Kepulauan Bangka. Mereka harus beradaptasi, memulai belajar untuk hidup berdampingan dengan penduduk pribumi maupun warga suku bangsa yang lainnya, bertanggungjawab memelihara norma-norma hidup yang selama ini berlaku di pulau Bangka. Kehadiran masyarakat Simalungun di daerah ini mendapat sambutan positif dari penduduk pribumi, dan merangsang semangat masyarakat Simalungun lainnya untuk hidup dan menetap di Kepulauan Bangka.
Suatu peluang besar untuk merintis jalan menancapkan “hasimalungunon” di Bumi Serumpun Sebalai, berkumpul dalam wadah persekutuan Gereja Kristen Protestan Simalungun. Suatu gerakan yang dimaknai bukan dalam pengertian primordial atau menunjukkan power suatu etnisitas suku bangsa. Pilihan untuk mendirikan GKPS sebagai wadah persekutuan masyarakat Simalungun dilatarbelakangi oleh sikap GKPS yang menegaskan dirinya sebagai pusat peradaban dan keagamaan Kristen seluruh warga Simalungun di seantro bumi.
Dua belas tahun yang lalu, tepat di tanggal 11 Maret 2001, berdirilah GKPS Pangkalpinang. Perjuangan yang tak kenal lelah kini berbuah. Dibutuhkan waktu sekitar 50 tahun lebih menuju kemandirian Simalungun di Bumi Serumpun Sebalai. “Tunas yang bertumbuh” demikianlah pengharapan yang tepat untuk menggambarkan keberlanjutan GKPS Pangkalpinang.
Pada kesempatan HUT ke-12 GKPS Pangkalpinang, seluruh warga GKPS Pangkalpinang sehati-sepikir untuk melakukan suatu rangkaian kegiatan pemaknaan ulang hadirnya hasimalungunon Kristen di Bumi Serumpun Sebalai, Pangkalpinang. Berbagai kegiatan dirumuskan bersama di dalam setiap rapat yang melibatkan panitia, majelis dan warga GKPS Pangkalpinang. Canda, tawa, senyuman, kesabaran, pelayanan, dan tentunya pengharapan kepada Tuhan menjadi warna dan ciri khas tersendiri bagi GKPS Pangkalpinang dalam mengambil satu keputusan bersama. Seluruh komponen yang ada di tubuh GKPS Pangkalpinang proaktif dalam menjalankan keputusan yang telah diambil. Sekalipun hasil keputusan tidak dapat mengakomodir seluruh usulan peserta rapat, namun semuanya legowo dan percaya bahwa pekerjaan ini hanya untuk mempermuliakan nama TUHAN.
Jumat, 15 Maret 2013, rangkaian acara Perayaan HUT ke-12 GKPS Pangkalpinang dimulai. Kehadiran bapak Ephorus GKPS, Pdt. Jaharianson Saragih S. Th, M. Sc, Ph. D beserta inang disambut dengan gembira oleh warga GKPS Pangkalpinang dan beberapa warga jemaat gereja tetangga lainnya yang memiliki ahab Simalungun. Tentu hal yang langkah sekali bagi warga GKPS Pangkalpinang mengenal secara langsung sosok pemimpinnya. Kesempatan ini pun tidak terbuang sia-sia, sebab panitia telah memutuskan pada malam harinya diadakan acara ramah-tama dengan bapak Ephorus dan inang.
Satu pengajaran iman yang berharga tentunya dari kegiatan ini, dikala Bapak ephorus menekankan peran pentingnya doa di dalam kehidupan orang Kristen. Mari mengkoreksi pribadi kita apakah selama ini doa mendapat tempat khusus dalam membangun relasi kita dengan Tuhan? demikian tutur bapak ephorus dikala menyampaikan topik khusus tentang doa. Warga jemaat pun diajak untuk bertumbuh di dalam pengenalan yang baik akan Tuhan, mengingat para pelayan dan sesama dalam doanya, serta melepaskan ikatan-ikatan di luar kuasa Allah Tritunggal. Semoga saja “Tunas yang baru bertumbuh” itu pun menghasilkan buah.
Rangkaian acara perayaan HUT ke-12 pun berlanjut pada esok harinya. Bertempat di Gedung EE Bangka, Kebaktian Penyegaran Iman (KPI; red) dengan Tema : Okultisme yang dilayani oleh Pdt. Jaharianson Saragih, S. Th, M. Sc, Ph. D beserta Tim Ester Berdoa, disambut baik oleh seluruh warga GKPS Pangkalpinang, warga gereja tetangga dan para Pendeta/ Gembala Sidang Gereja-gereja sekota Pangkalpinang. Tingkat kehadiran jemaat yang mencapai angka hampir 400 orang semakin menegaskan kepada jemaat GKPS Pangkalpinang akan hal tersebut dan juga menyadarkan bahwa Kebesaran Tuhanlah yang patut untuk dipuji. Meskipun pada sore harinya hujan mengguyur kota Pangkalpinang namun tak menyurutkan semangat warga jemaat untuk memuji kebesaran nama Tuhan. Dalam ibadah KPI tersebut bapak Ephorus GKPS beserta Tim Ester Berdoa juga turut mendoakan (altar call) beberapa pergumulan khusus; sakit-penyakit, himpitan ekonomi, keterikatan dengan kuasa okult, dari warga gereja yang benar-benar rindu akan lawatan Tuhan.
Puncak rangkaian Perayaan HUT ke-12 GKPS Pangkalpinang, jatuh pada hari Minggu, 17 Maret 2013. Bertempat di gedung Gereja GKPS Pangkalpinang, dengan diiringi lagu “Sihol do Uhurnami Tuhan” dan tarian mangalo-alo dari Remaja GKPS Pangkalpinang, menyambut masuknya barisan prosesi yang terdiri dari: Bpk. Pdt. Jaharianson Saragih, S. Th, M. Sc, Ph. D (Ephorus GKPS), Pdt. Marudin Saragih, S. Th (Pdt. Resort), Vik. Pdt. Bima Goestav Saragih, Pimpinan Majelis Jemaat beserta Panitia Perayaan. Ibadah Perayaan yang diikuti + 200 orang, dilayani oleh Bpk. Ephorus GKPS sebagai Pengkhotbah, Pdt. Marudin Saragih, S. Th sebagai Liturgis, Vik. Pdt. Bima Goestav Saragih sebagai Pemimpin Nyanyian, Doa Syafaat oleh Tim Ester Berdoa, serta band pengiring oleh Pemuda GKPS Pangkalpinang. Dalam ibadah Perayaan HUT ke-12, peserta merasakan lawatan Tuhan dalam balutan kidung pujian yang berjiwa Simalungun. Dan Firman Tuhan yang disampaikan oleh Bapak Ephorus GKPS dari Mazmur 126: 1-6, menekankan “agar jemaat GKPS Pangkalpinang secara khusus, dan orang Kristen pada umumnya menghidupi hubungan yang erat dengan Tuhan, sebab orang-orang seperti itulah yang akan menghasilkan buah”. Suatu ajakan yang sangat tepat tentunya bagi warga Simalungun yang hidup di tanah perantauan, agar menjadi pribadi yang patut dicontoh dan kehadirannya dapat diterima oleh lingkungan sekitar.
Sebagai gereja yang baru berdiri di bumi serumpun sebalai, penerimaan masyarakat dan lingkungan sekitar ternyata begitu besar. Hadirnya tokoh masyarakat seperti :Bpk. Ketua DPRD Bangka Tengah dan Inang, Bpk. Thomas Japri, Pdt. Zanema Zagoto (GKPB), dan beberapa jemaat gereja tetangga. Suatu hal yang patut disyukuri tentunya, dikala umat percaya di beberapa daerah Indonesia mendapat hambatan untuk beribadah. Kiranya “Tunas yang baru bertumbuh” (GKPS Pangkalpinang) senantiasa menjaga hubungan baik dengan lingkungannya. Selain itu, dalam puncak perayaan HUT ke-12, panitia juga mengundang “sesepuh” GKPS Pangkalpinang, diantaranya: Bpk. St. DR. Charles Bohlen Purba, M. Si; Bpk. St. Rusman Purba, SH; Bpk. St. DR. Togar Saragih, SE, MM. Ketiga “sesepuh” ini berkisah tentang suka-duka dalam pelayanan meletakkan fondasi Kristen Simalungun di Pangkalpinang. Tujuannya agar setiap generasi menghargai perjalanan sejarah pertumbuhan GKPS Pangkalpinang.
Tanpa terasa puncak perayaan HUT ke-12 pun berakhir. Dalam suasana kegembiraan, sukacita, dan seolah tak ingin berpisah, setiap yang hadir berlomba untuk mengabadikan moment langkah tersebut. Benar pepatah yang mengatakan “bila dalam suatu kegiatan ada sukacita dan kegembiraan, 1 haripun tak terasa untuk dilalui”. Tujuh jam kegiatan berjalan seakan kurang. Semoga kebersamaan itu tetap abadi.
Terimakasih Tuhan atas suka-duka yang Engkau izinkan atas kami, jemaat-Mu GKPS Pangkalpinang. Pengharapan kami bersama dalam sukacita duabelas tahun ini, seluruh jemaat-Mu Engkau pakai sebagai bibit unggul “Gereja siboan pasu-pasu”.
St. Runnaidi Saragih, ST
Ketua Panitia
Posting Komentar