Beca Siantar Tak Lagi Menjanjikan Untuk Cari Nafkah

Siantar

Kalau singgah ke Kota Siantar, Sumatera Utara, tentu akan ingat dengan Becak Siantar. Becak yang menggunakan motor besar jaman Belanda itu, kini hanya tinggal puluhan unit saja. Sebagian besar tukang Becak Siantar tak lagi mengoperasikan Becak Siantar karena ordeldil dan tingginya harga bahan bakar.

Seorang tukang Becak Siantar, Sukro (48) yang biasa mangkal di sekitar Terminal Sukadame (terminal lama) kepada Penulis, Sabtu (6/9) lalu mengatakan, menggeluti tukang becak Siantar yang kahs itu, tidak lagi menjanjikan cari nafkah setiap hari.
alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5245055261836174946" />
Menunggu : Becak Siantar milik Sukro saat menunggu penumpang di luar terminal Sukadame, Siantar, Sabtu (6/9) lalu. Kini becak Siantar tidak lagi menjanjikan untuk cari nafkah. Foto Asenk Lee.

“Penumpang becak kini sudah jarang. Kalaupu ada yang naik becak, hanya orang luar Siantar yang kebetulan singgah di Siantar. Saat ini hanya bisa mengumpulkan uang Rp 20.000 hingga Rp 30.000 setiap hari. Sementara biaya bensin hampir setengahnya,”ujarnya.

Menurut Sukro, profesinya sebagai tukang becak Siantar hanya semata-mata karena hobbi dengan model becak tersebut. “Saya senang dengan becak ini. Saya sudah 15 tahun lebih menggeluti profesi ini. Lima tahun lalu, saya masih bisa mendapatkan uang Rp 100 ribu per hari,”ujarnya.

Sementara itu, Timbul Saragih (27) warga Siantar menambahkan, keberadaan becak Siantar saat ini hanya sedikit lagi yang bertahan. Penumpang sangat sepi. “Warga lebih memilih naik angkutan kota daripada naik becak, karena naik becak lebih mahal onggkosnya,”katanya.

Disebutkan, becak Siantar terancam hilang dari jalan siantar akibat tingginya biaya BBM dan minimnya penumpang. Namun masih ada puluhan becak Siantar yang bertahan di sekitar terminal, karena dorongan hobbi.Asenk Lee

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama