Refleksi Pagi di Jambi Menanti Sidang MPL PGIW-JAMBI

Pdt Mardison Simanjorang

Oleh Pdt Mardison Simanjorang

JAMBI-Pasca Paskah: Identitas "yang defensif" meluas memperlihatkan karakternya ke "yang ofensif". Institusi Gereja bukan "pargadongan" Institusi gereja adalah instrumen artikulasi untuk menyampaikan dan menghadirkan "yang baik" bagi semua.

Karena itu kalau ada institusi lain meminta "pelayan" dari institusi gereja kita jangan melihatnya-keliru. Dia diperlukan untuk memberi sumbangan gagasan,pemikiran.

Bukankah gereja itu adalah orangnya/kadernya? Bukankah kita sudah menyatakan bahwa kita/gereja harus jadi berkat? The common good bagi semua itu, tidak hadir begitu saja atau jatuh dari langit begitu saja. 

Ia hanya bisa hadir lewat pemikiran (logos) dan tindakan subjek/aktor. Atau klu minjam istilah Hannah Arendt seorang filsuf asuhan Martin Heidegger itu mengatakan lewat labour (kerja), karya (work) dan tindakan (action).

Karena itu adalah "tatapan keliru" (gaze) klu kita memakai kacamata "pargadongan" melihat teman kita yang diperlukan oleh the others.

Yesus yang telah bangkit itu telah memperlihakan diriNya kepada  murid-murid-Nya (Petrus) yang telah menyangkalNya 3x itu. Ia pun bertanya 3x pula: "kamu mengasihiKu?"

Jawaban atas pertanyaan itu membuat mereka mantap melangkah bergerak lebih jauh, pergi ke tengah laut dan mereka pun mendapatkan ikan yg banyak.

Paskah membuat identitas kita "yang defensif" meluas memperlihatkan karakternya "yang ofensif". Jubileum 115 Tahun GKPS  mestinya juga membuat kita mau bergerak lebih jauh. (*)

(Penulis Adalah Pedeta GKPS Resort Muarobungo, Anggota Badan Pendiri Kelompok Studi Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) di Parapat dan Peminat Religious Serta Cultural Studies, tinggal di Muarobungo, Provinsi Jambi).

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama