Wisata Pantai Horisan Haranggaol Masih Berdenyut






Kapal Wisata : Sejumlah penumpang tampak mulai naik ke kapal wisata (KM Dame) yang hendak mengitari obyek wisata Pemandian Horisan, Sabas, Tuhulan, Sigumba-Gumba dan Pemandian Tuktuk Papan Indah, Minggu (2/1). Satu orang penumpang dipatok tariff Rp 10.000 untuk satu kali putaran dengan waktu perjalanan 25 menit. Foto batakpos/rosenman manihuruk.




















Haranggaol

Panorama keindahan Danau Toba di Desa Wisata Haranggaol, Kecamatan Horisan Haranggaol, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara selama ini sudah mati suri akibat maraknya keramba ikan jaring apung di sepanjang pantai. Keramba ikan mas dan nila yang marak di sepanjang pantai mengakibatkan pencemaran air Danau Toba di kawasan tersebut sehingga mengurungkan niat wisatawan berkunjung ke pantai danau itu.

Obyek wisata kebanggaan Kabupaten Simalungun setelah Parapat di era 1980 itu, sudah tinggal kenangan. Kondisi Danau Toba di Haranggaol yang kini penuh dengan keramba dan eceng gondok, diperparah lagi dengan sarana transportasi menuju desa wisata itu, yang kini langka. Kondisi jalan menuju Haranggaol dari puncak Haranggaol tidak menjanjikan keselamatan perjalanan.

Namun situasi itu berbeda Minggu-Senin (2-3/1) di tempat pemandian pantai Danau Toba Haranggaol (Pemandian Horisan, Sabas, Tuhulan, Sigumba-Gumba, Pemandian Tuktuk Papan Indah). Dua hari itu jumlah wisatawan ke obyek wisata andalan Simalungun dijubeli ribuan pengunjung.

Pengamatan BATAKPOS, Minggu-Senin (2-3/1) menunjukkan, masih ada harapan untuk obyek wisata yang Berjaya diera tahun 1980 hingga 1990 itu. Ternyata wisata pantai Haranggaol masih berdenyut di awal tahun 2011 ini.

Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Haranggaol khususnya ke (Pemandian Horisan, Sabas, Tuhulan, Sigumba-Gumba, Pemandian Tuktuk Papan Indah) cukup diminati wisatawan local dari Kabupaten Karo, Siantar Sekitarnya dan juga para perantau asal Simalungun.

Sejumlah pedagang ikan nila bakar dan usaha jasa kapal wisata serta penyewaan roda pelampung juga menangguk rejeki. Ribuan pengunjung saat menikmati indahnya panorama Pantai Haranggaol paling timur tersebut.

Kennedy Saragih Turnip, salah seorang pemilik sekaligus nahkoda kapan kayu wisata (KM Dame asal Desa Hutaimbaru) salah satu yang menangguk rejeki awal tahun 2011. Dirinya mampu membawa penumpang sekitar 500 orang secara bergantian memutari danau toba di wilayah Pemandian Horisan, Sabas, Tuhulan, Sigumba-Gumba dan Pemandian Tuktuk Papan Indah.

Rezeki Tahunan

“Ini adalah rejeki tahunan. Awal tahun 2011 ini pantai Haranggaol banyak dikunjungi wisatawan local dan juga para perantau. Tempat sejumlah pemandian di Haranggaol diramaikan pengunjung yang menikmati air Danau Toba tersebut. Lumayanlah saya juga menikmati rejeki tahunan ini,”ujar Kennedy.

Menurutnya, satu orang penumpang dipatok Rp 10.000 tarif satu kali keliling danau di Haranggaol. Namun dirinya juga mengeluhkan karena calo penumpang warga Haranggaol mengambil bagian 50 persen dari tariff penumpang tersebut.

“Tapi tak apa-apalah, bagi-bagi rejeki. Saya tiga hari membawa wisatawan di Haranggaol berkeliling danau obyek wisata pemandian tersebut. Selama tiga hari belakangan saya meraup rejeki Jutaan rupiah. Lumayan awal tahun ini banyak wisayawan, lain dari tahun sebelumnya cukup sepi,”katanya.

Hal senada juga dikatakan B Lingga, salah seorang calo penumpang kapal wisata, warga Haranggaol. Menurutnya, awal tahun 2011 ini jumlah pengunjung ke Horisan Haranggaol cukup membludak. Minat wisatawan local mulai melirik pantai Haranggaol sebagai obyek wisata murah meriah.

Menurut B Lingga, Pemerintah Kabupaten Simalungun harus memperhatikan sarana dan prasarana pendukung obyek wisata di Horisan Haranggaol. Karena minat pengunjung mulai tinggi, dan jangan mengecewakan pengunjung dengan minimnya sarana tersebut.

Sementara itu, Siskia br Damanik, wisatawan asal P Siantar kepada BATAKPOS mengatakan, obyek wisata Haranggaol sebenarnya cukup bagus dan menarik. Selain menikmati panorama Danau Toba, pengunjung juga dimanjakan dengan sajian makanan ikan bakar dari warga setempat.

“Wisaya Horisan Haranggaol awal tahun ini kembali berdenyut. Pemerintah Simalungun harus memperhatikan ini karena merupakan pendapatan daerah selaian lokasi budidaya ikan jarring apung. Saya sendiri yakin obyek wisata Haranggaol masih menjanjikan untuk masa depan di Simalungun,”katanya. ruk

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama