Entertainer Musik Batak di Jambi Masih Dihargai Murah

Trio JKR Musik Jambi (Kanan ke Kiri) Fauzan Samosir, Alex Zebua, Goxen Purba Saat Pesta Bona Tahun Parsadaan Marga Girsang Boru Panagolan se Kota Jambi Minggu 26 Maret 2017. Foto Asenk Lee Saragih 

Trio JKR Musik Jambi (Kanan ke Kiri) Fauzan Samosir, Alex Zebua, Goxen Purba Saat Pesta Bona Tahun Parsadaan Marga Girsang Boru Panagolan se Kota Jambi Minggu 26 Maret 2017. Foto Asenk Lee Saragih 
Jambi-Kelompok musik (entertainer) musik Tradisional Batak di Jambi masih dihargai murah. Padahal frekwensi dan animo masyarakat Jambi asal Batak sangat mendambakan musik Tradisional Batak. Namun tarif musisi-Batak masih dihargai murah.

Hal itu terungkap dari salah satu pengalaman kelompok musik “Toba Nauli” Jambi yang mencoba menancapkan ambisi merebut pangsa pasar entertainer musik Batak Tradisional dan Modern di Jambi. Ditengah menjamurnya Musik Organ Tunggal Modern, kini “Toba Nauli” mengambil peluang musik Tradisional dan Modern Batak.

T Sihaloho, Koordinator “Toba Nauli” mengatakan, ada enam kelompok entertainer musik Tradisional Batak di Jambi yang mencoba eksis. Namun ke-enam kelompok musik tersebut masih sebagai rival dan bukan satu misi dan visi.

“Kini tarif musik Batak Tradisional dan musisinya masih dihargai murah. Untuk sekali tampil selama 12 jam, bayaran hanya Rp.500.000 hingga Rp.800.000. Harga ini sudah tidak pantas lagi. Padahal perlengkapan kita sediakan seluruhnya. Dari sound syistem hingga penyanyinya,”kata Sihaloho.

Menurut Sihaloho yang ahli memainkan alat musik tiup (Suling) ini, Jambi merupakan harga paling murah untuk entertainer musik Batak. Tarif juga tidak sama dengan yang lain.
“Kami sudah tampil profesional dengan personil yang memiliki suara bagus. Kami juga dapat menyajikan lau-lagu ragam Batak. Walaupun tarif relatif murah, kami tetap mencoba eksis dan tetap tampil profesional,”katanya.

Disebutkan, “Toba Nauli” yang dimotori oleh E Manullang (Keybord), A Simbolon, B Aritonang, J Sijabat (Trio Toba Nauli) dan T Sihaloho (Suling) kini masih berharap kepada masyarakat Batak untuk dapat memberi tarif yang cukup dan sesuai.

“Sejak tahun 2003 kami eksis, kaqmi banyak tampil di acara-acara Bona Tahun Marga-marga, Peresmian Gereja/Rumah, Perkawinan dan orang yang meninggal (Saurmatua). Standar tarif untuk sekali tampil seharusnya Rp.1.500.000. Sebab itu sudah mencakup keseluruhan,”katanya. **(Asenk Lee Saragih)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama